- WhatsApp : (+62) 8777-739-2959
- Support : Kirim Ticket
- Sales : Kirim Ticket
- Pembayaran : Kirim Ticket
- Coding
- Jan 11
Mengenal Deno, Runtime Alternatif untuk JavaScript dan TypeScript
Hostingan.id. Deno adalah runtime yang dapat menjalankan kode JavaScript dan TypeScript tanpa perlu kompilasi. Deno adalah proyek yang dibuat oleh Ryan Dahl, yang juga merupakan pencipta Node.js, runtime yang sangat populer dan banyak digunakan untuk JavaScript. Deno adalah hasil dari refleksi dan kritik Ryan Dahl terhadap Node.js, yang menurutnya memiliki beberapa kekurangan dan kesalahan desain. Deno dirancang untuk menjadi runtime yang lebih aman, sederhana, dan modern daripada Node.js.
Dalam artikel ini, kami akan membahas apa itu Deno, mengapa Deno dibuat, serta apa saja fitur-fitur dan kelebihan dari Deno. Artikel ini ditujukan untuk Anda yang ingin mengetahui lebih banyak tentang Deno, atau yang ingin belajar Deno.
Berikut adalah penjelasan tentang Deno:
Apa itu Deno?
Deno adalah runtime yang dapat menjalankan kode JavaScript dan TypeScript tanpa perlu kompilasi. Deno adalah proyek yang dibuat oleh Ryan Dahl, yang juga merupakan pencipta Node.js, runtime yang sangat populer dan banyak digunakan untuk JavaScript. Deno adalah hasil dari refleksi dan kritik Ryan Dahl terhadap Node.js, yang menurutnya memiliki beberapa kekurangan dan kesalahan desain. Deno dirancang untuk menjadi runtime yang lebih aman, sederhana, dan modern daripada Node.js.
Deno adalah runtime yang berbasis V8, yang merupakan mesin JavaScript yang sama yang digunakan oleh Node.js dan browser Chrome. Deno juga menggunakan Rust, yang merupakan bahasa pemrograman yang memiliki performa yang tinggi dan fitur-fitur yang canggih, seperti memory safety, concurrency, dan zero-cost abstraction. Deno juga menggunakan Tokio, yang merupakan library Rust yang dapat menangani operasi I/O yang asinkron dan konkuren.
Deno adalah runtime yang mendukung JavaScript dan TypeScript secara native, yang artinya kode JavaScript dan TypeScript dapat dijalankan langsung oleh Deno tanpa perlu kompilasi atau transpilasi. Deno juga mendukung WebAssembly, yang merupakan format biner yang dapat dijalankan oleh browser dan runtime lainnya. Deno juga mendukung standar web, yang artinya kode yang berjalan di browser dapat berjalan di Deno, dan sebaliknya.
Mengapa Deno Dibuat?
Deno dibuat karena Ryan Dahl merasa bahwa Node.js memiliki beberapa kekurangan dan kesalahan desain, yang antara lain adalah:
- Node.js menggunakan CommonJS sebagai modul sistem, yang artinya kode harus menggunakan perintah require untuk mengimpor modul lain. CommonJS memiliki beberapa masalah, seperti tidak mendukung siklus dependensi, tidak mendukung pemuatan modul secara dinamis, dan tidak kompatibel dengan standar web, seperti ECMAScript Modules (ESM).
- Node.js menggunakan npm sebagai manajer paket, yang artinya kode harus menggunakan file package.json untuk mendefinisikan dependensi dan konfigurasi. npm memiliki beberapa masalah, seperti menghasilkan folder node_modules yang besar dan berantakan, membutuhkan instalasi paket secara lokal atau global, dan rentan terhadap serangan keamanan, seperti dependency confusion.
- Node.js menggunakan callback sebagai mekanisme untuk menangani operasi I/O yang asinkron, yang artinya kode harus menggunakan fungsi yang dipanggil saat operasi selesai. Callback memiliki beberapa masalah, seperti menyebabkan kode menjadi sulit dibaca, sulit ditulis, dan sulit di-debug, serta menyebabkan fenomena yang disebut callback hell, yaitu kondisi di mana kode memiliki banyak callback yang bersarang.
- Node.js tidak memiliki fitur keamanan yang memadai, yang artinya kode dapat mengakses sumber daya sistem, seperti file, jaringan, atau lingkungan, tanpa batasan atau izin. Hal ini dapat menyebabkan kode menjadi rentan terhadap serangan keamanan, seperti akses tidak sah, injeksi kode, atau eksekusi kode jahat.
Deno dibuat untuk mengatasi kekurangan dan kesalahan desain dari Node.js, dengan menawarkan solusi yang lebih aman, sederhana, dan modern, seperti:
- Deno menggunakan ESM sebagai modul sistem, yang artinya kode harus menggunakan perintah import untuk mengimpor modul lain. ESM adalah standar web yang didukung oleh browser dan runtime lainnya, yang memiliki beberapa kelebihan, seperti mendukung siklus dependensi, mendukung pemuatan modul secara dinamis, dan mendukung modul yang berformat JavaScript, TypeScript, JSON, atau WebAssembly.
- Deno tidak menggunakan manajer paket, yang artinya kode harus menggunakan URL untuk mengimpor modul dari sumber eksternal. Deno dapat mengimpor modul dari berbagai sumber, seperti GitHub, npm, atau CDN. Deno juga memiliki fitur yang disebut dependency inspector, yang dapat menampilkan daftar modul yang diimpor oleh kode, beserta versi dan ukurannya. Deno juga memiliki fitur yang disebut code formatter, yang dapat memformat kode sesuai dengan gaya penulisan yang konsisten dan baku.
- Deno menggunakan promise dan async/await sebagai mekanisme untuk menangani operasi I/O yang asinkron, yang artinya kode harus menggunakan objek yang merepresentasikan hasil operasi, atau kata kunci yang menandakan operasi yang asinkron. Promise dan async/await adalah fitur yang didukung oleh standar web, yang memiliki beberapa kelebihan, seperti membuat kode menjadi lebih mudah dibaca, ditulis, dan di-debug, serta menghindari callback hell.
- Deno memiliki fitur keamanan yang kuat, yang artinya kode harus mendapatkan izin dari pengguna untuk mengakses sumber daya sistem, seperti file, jaringan, atau lingkungan. Deno juga memiliki fitur yang disebut sandboxing, yang dapat membatasi akses kode terhadap sumber daya sistem. Deno juga memiliki fitur yang disebut bundling, yang dapat menggabungkan kode dan dependensinya menjadi satu file yang dapat dijalankan di mana saja.
Apa saja Fitur-Fitur dan Kelebihan dari Deno?
Deno memiliki fitur-fitur dan kelebihan yang dapat menjadi alasan bagi Anda yang ingin belajar atau menggunakan Deno, seperti:
- Deno adalah runtime yang dapat menjalankan kode JavaScript dan TypeScript secara native, tanpa perlu kompilasi atau transpilasi.
- Deno adalah runtime yang berbasis V8, Rust, dan Tokio, yang merupakan teknologi-teknologi yang memiliki performa yang tinggi dan fitur-fitur yang canggih.
- Deno adalah runtime yang mendukung WebAssembly, yang merupakan format biner yang dapat dijalankan oleh browser dan runtime lainnya.
- Deno adalah runtime yang mendukung standar web, yang artinya kode yang berjalan di browser dapat berjalan di Deno, dan sebaliknya.
- Deno adalah runtime yang menggunakan ESM sebagai modul sistem, yang merupakan standar web yang didukung oleh browser dan runtime lainnya.
- Deno adalah runtime yang tidak menggunakan manajer paket, yang artinya kode harus menggunakan URL untuk mengimpor modul dari sumber eksternal.
- Deno adalah runtime yang menggunakan promise dan async/await sebagai mekanisme untuk menangani operasi I/O yang asinkron, yang merupakan fitur yang didukung oleh standar web.
- Deno adalah runtime yang memiliki fitur keamanan yang kuat, yang artinya kode harus mendapatkan izin dari pengguna untuk mengakses sumber daya sistem.
- Deno adalah runtime yang memiliki fitur sandboxing, bundling, dependency inspector, dan code formatter, yang dapat membantu proses pengembangan dan distribusi kode.
Kesimpulan
Itulah Deno, runtime alternatif untuk JavaScript dan TypeScript. Dengan mengenal Deno, Anda dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi Anda dalam bidang pemrograman, serta membuat aplikasi yang lebih aman, sederhana, dan modern daripada Node.js. Selamat belajar Deno!
Related Posts
Aplikasi Coding Terbaik 2024 yang Harus Dicoba!
Halo, teman-teman! Tahun 2024 sudah di depan mata, dan jika Anda seorang developer atau sedang belajar coding, pasti penasaran dong aplikasi coding terbaik apa saja yang bisa dicoba tahun ini? Nah, kali ini kami akan…
- May 17
Mengenal Next JS! Framework Terpopuler 2020
Mengenal Next JS. Next js merupakan salah satu framework yang sering digunakan oleh developer. Hal ini sesuai dengan survey di tahun 2020 bahwa lebih dari 50 persen developer memakai Next JS dalam membangun aplikasi atau…
- Mar 19
Latest Post
Ini Dia Cara Atasi Tantangan dalam Affiliate Marketing di Media Sosial
- November 11, 2024
Tips Gunakan Google Ads untuk Meningkatkan Affiliate Sales
- November 7, 2024
6 Tips Bangun Personal Brand untuk Affiliate Marketing yang Sukses
- November 6, 2024
Komentar Terbaru
- M Iqbal Hidayatullah on Memasang Watermark Pada Gambar Secara Otomatis di WordPress
- M Iqbal Hidayatullah on Membuat Artikel Masuk Dalam Halaman Pertama Google
- M Iqbal Hidayatullah on Cara Upload Gambar WebP di WordPress Tanpa Plugin
- M Iqbal Hidayatullah on Cara Menghapus Backlink Website Dengan Google Disavow Link
- M Iqbal Hidayatullah on Cara Menghapus Backlink Website Dengan Google Disavow Link